Langsung ke konten utama

Suplemen Makanan, Selalu Aman?

Pernah menemukan kalimat berikut?

Suplemen makanan ini tidak dianjurkan digunakan lebih dari delapan minggu.
Suplemen makanan ini mengandung pemanis buatan sukralos.
Tidak dianjurkan digunakan oleh ibu hamil dan menyusui.

Tiga kalimat di atas merupakan kalimat peringatan yang biasa dicantumkan di kemasan suplemen makanan. Peringatan tersebut dicantumkan bukan tanpa alasan. Meski bukan golongan obat yang digaungkan sebagai racun, suplemen makanan tidak selalu aman diminum.

Jadi, apakah Anda pernah minum multivitamin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Apakah Anda yang sering mengonsumsi produk vitamin C untuk menjaga kondisi tubuh tetap bugar?

Tidak jarang Anda menemukan deretan suplemen makanan digerai apotek maupun toko-toko, kota hingga desa. Tidak sedikit pula orang yang mengonsumsinya untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka.

Memang, kondisi lingkungan yang kurang ramah akibat beragam polusi yang ditimbulkan manusia menyebabkan kesehatan fisik cepat memburuk. Terlebih buah dan sayur mulai abai disentuh.

Tapi, apakah suplemen makanan selalu aman dikonsumsi? Apakah perlu menggunakan supemen makanan setiap hari?

Sebelum membahas keamanan suplemen makanan, baiknya kita mengenal dulu apa maksud suplemen makanan.

Suplemen makanan
Suplemen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi. KBBI juga secara khusus memberikan penjelasan suplemen makanan merupakan vitamin, mineral, herba, asam amino, atau enzim yang dikonsumsi sebagai tambahan diet dengan tujuan memperbaiki kesehatan.

Secara sederhana, suplemen makanan berarti suatu zat tambahan untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang belum tercukupi dari asupan makanan harian.

Suplemen makanan seperti yang dilansir Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara, meningkatkan, dan/ atau memperbaiki fungsi kesehatan dan/ atau efek fisiologis, yang mengandung satu atau lebih zat aktif.

Produk yang digolongkan BPOM sebagai suplemen makanan mempunyai salah satu atau campuran dari kandungan zat aktif berikut:
·         Vitamin (vitamin A, B, C, D, E, K);
·         Mineral (kalsium, zat besi, seng/ zink, magnesium, dan lainnya);
·         Asam amino (arginin, I-carnitin, glutamin); atau
·   Bahan lain bukan tumbuhan yang dapat dikombinasi dengan tumbuhan (echinaceae, serat, kondroitin, glukosamin, kitosan, kafein).

Suplemen makanan dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Itulah mengapa vitamin dan suplemen makanan lain masuk dalam golongkan mikronutrien. Kebutuhan mikronutrien sebenarnya sudah terpenuhi dengan mengonsumsi sayur dan buah teratur.

Tubuh biasanya membutuhkan suplemen makanan saat badan kurang sehat, lingkungan kurang bersahabat, atau aktivitas dan stres tinggi. Tentunya konsumsi suplemen perlu dibarengi dengan konsumsi makanan sehat dan air mineral cukup.

Tidak semua suplemen makanan aman untuk Anda
Memang, suplemen makanan merupakan produk yang aman. Namun sebagaimana obat, penggunaan suplemen makanan yang tidak tepat dapat berakibat buruk pada kesehatan. Efek tidak diharapkan terutama terjadi akibat penggunaan berlebihan dalam jangka panjang.

Konsumsi vitamin A yang banyak dan terus-menerus dapat menyebabkan mual, pandangan kabur, kelainan pada pertumbuhan, rambut rontok, hati dan limfa bengkak, cacat bawaan pada bayi, serta tulang rapuh dan mudah patah.

Contoh lain ada pada penggunaan vitamin C. Suplemen makanan berupa vitamin C jika dikonsumsi lebih dari 2000 mg tiap hari secara berkelanjutan, terutama saat tubuh kurang asupan air putih, dapat membentuk batu pada ginjal. Gangguan pencernaan, kulit, metabolisme gula, serta proses pengobatan kanker juga mungkin terjadi sebab konsumsi vitamin C lewat dari batas.

Selain dua contoh tersebut, produk suplemen gingseng juga harus digunakan secara hati-hati pada penderita penyakit jantung atau diabetes. Begitu pula dengan kandungan suplemen makanan yang lain.

Intinya, pengunaan dengan takaran masing-masing berlaku untuk semua hal, dan perlu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tubuh. Asupan terlalu banyak akan menimbulkan efek buruk. Nah, untuk mengetahui berlebih atau tidaknya, aturan pakai dan peringatan di kemasan produk dapat menjadi panduan utama.

Penting diketahui
Perlu dipahami bahwa suplemen makanan bukan obat apalagi makanan. Suplemen makanan tidak dapat dikonsumsi sembarangan dan tidak dapat digunakan sebagai bahan pengganti makanan secara utuh. Begitupun, produk ini tidak mempunyai khasiat untuk mengobati penyakit.

Suplemen makanan hanya digunakan saat diperlukan untuk membantu melengkapi kebutuhan zat gizi tubuh. Sekali lagi, sekadar membantu. Sementara sumber utama diperoleh dari makanan sehari-hari.

Membiasakan membaca dengan cermat juga berlaku untuk penggunaan suplemen makanan. Keterangan dan informasi produk yang terdapat pada label atau kemasan harus dibaca dengan teliti dan selektif, khusunya bagian kandungan dan kegunaan, termasuk aturan pakai dan peringatan.

Perlu pula memperhatikan informasi nilai gizi, sesuaikan dengan kebutuhan diri. Pastikan keaslian dan legalitas produk dengan memerhatikan Nomor Izin Edar (NIE) atau nomor registrasi produk suplemen makanan (diawali POM SD/SI/SL diikuti 9 digit angka), nama produsen, dan distributor.

NIE suatu produk menjadi jaminan bahwa produk tersebut telah melewati pemeriksaan dan pengujian dari ahli. Suplemen makanan yang beredar luas, tapi tanpa (NIE) BPOM atau Dinas Kesehatan setempat cenderung tidak aman.


Sumber:
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Obat Dewa yang Membawa Bara

( Mocha ) Anda mungkin tak asing dengan julukan obat dewa, sebutan yang disematkan pada obat yang dianggap manjur untuk segala macam penyakit. Terlebih, obat yang bukan golongan obat bebas ini mudah didapatkan di toko obat bahkan apotek tanpa resep dengan harga ekonomis. Jadi, klop kan? Ampuh, mudah, sekaligus murah. Namun, apakah benar obat dewa mampu mengatasi penyakit tanpa menyebabkan masalah yang lebih pelik? Kortikosteroid, itulah nama asli obat dewa. Kortikosteroid merupakan obat yang mulanya disintesis dari hormon steroid. Hormon steroid dihasilkan oleh dua kelenjar kecil di atas ginjal yang dinamai dengan kelenjar adrenal. Awalnya fungsi hormon steroid lama tak diketahui. Namun bila kelenjar adrenal terluka, terjadi penyakit defisiensi yang mengakibatkan kematian. Tiga orang yang akhirnya berhasil mengisolasi dan menganalisisnya adalah Edward Calvin Kendall, Tadeus Reichstein, dan Philip Showalter Hench pada pertengahan 1930-an. Kortikosteroid kemudian digunakan ...

Resistensi: Rela Gunakan Antibiotik dengan Abai?

( Mocha ) Kenapa sih dokter kadang suka banyak mikir dulu sebelum meresepkan antibiotik? Mengapa juga apoteker jadi rempong ketika hendak menyerahkan antibiotik, apalagi yang tanpa resep, bisa ogah banget. Namun tak sedikit dokter yang mudah menuliskan resep antibiotik. Demam baru sehari atau dua hari, diare sebentar, batuk sekejap dikasih antibiotik. Begitu pula ada apoteker yang baru diceritakan pendek tentang penyakit pasien langsung disarankan antibiotik. Lebih-lebih pasien bisa menyebutkan nama antibiotiknya, cus deh antibiotik langsung diberikan oleh 'penjaga’ apotek. Pernah menemukan kondisi pertama dimana mereka para tenaga kesehatan sulit merelakan antibiotik, atau selalu ketemu dengan kondisi kedua yang berkebalikan dengan keadaan pertama? Kalau kondisi pertama sering Anda temui, bersyukurlah bahwa Anda diperhatikan oleh mereka, para tenaga kesehatan. Antibiotik merupakan satu dari sekian banyak jenis obat. Antibiotik berguna untuk mencegah dan mengobati i...

Idulfitri, Hari Raya Berbuka

Dokumentasi pribadi Jelang Idulfitri tampak kesibukan yang makin padat, terutama di area penggalasan seperti pasar, warung, pedagang kaki lima, sampai toko obat. Meski arus perbelanjaan daring marak, berbagai tempat belanja luring tak kalah sesak. Walau harga kadang tak wajar, jumlah belanjaan seolah dibeli dalam kondisi tak sadar. Busana dan seluk-beluk makanan (bahan mentah, setengah jadi, atau siap santap) menjadi objek perburuan. Kemudian disusul dengan kebutuhan non harian semacam perkakas dapur, alat dan bahan bangunan, isian rumah, hingga pernik yang memperindah. Rangak ini makin memuncak tatkala Idulfitri tinggal seputaran bumi. Akan tetapi, perihal isi perut tetap menjadi perkara utama. Idulfitri memang tak lepas dari acara makan-makan. Halal bi halal, reuni, silaturahmi, hingga beragam resepsi kerap dilangsungkan pada bulan yang diawali dengan Idulfitri. Semua acara, atau sebutlah pesta tersebut tentu tak lekang dari kehadiran makanan. Idulfitri—ditulis tan...